
Photo of a paddy field in Sumedang. Photo by Fiitz 13 on Unsplash.
Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Sumedang diminta untuk memikirkan strategi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Keinginan ini disampaikan oleh Wakil Bupati (Wabup) Sumedang, M. Fajar Aldila.
Menurut paparan dari Wabup Sumedang tersebut, masih ada potensi penerimaan yang belum tergali dari beberapa jenis objek pajak. Oleh karena itu, optimalisasi dan penguatan pemungutan pajak dibutuhkan untuk dapat meningkatkan angka PAD, yang nantinya juga akan didukung oleh sistem transaksi yang memadai dan juga real-time untuk sejumlah sektor dan objek pajak yang jadi sasaran.
Beberapa contoh objek pajak yang menurut Fajar masih belum tergali adalah reklame digital, kuliner modern, sewa apartemen dan kos premium, serta jasa dan perdagangan lainnya yang menjamur terutama di kawasan Jatinangor. Optimalisasi potensi pajak sendiri diharapkan dapat membawa PAD Sumedang menyentuh angka Rp1 triliun pada tahun 2029.
Selain dari pajak, Wabup Sumedang tersebut mendorong Bapenda untuk juga menggali sumber PAD lain yang berasal dari pemanfaatan aset daerah, seperti lahan parkir, objek wisata, dan juga gedung-gedung. Kawasan Bendungan Jatigede jadi salah satu sumber PAD yang menurut Fajar harus dimaksimalkan penerimaannya.

