Photo of money being cut. Photo by Igor Omilaev on Unsplash.
Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir Oktober 2025 tercatat sebesar Rp479,7 triliun atau 2,02% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sehingga dinilai berada dalam batas aman dan tergolong terkendali sesuai outlook APBN 2025.
Pelebaran defisit dipengaruhi oleh realisasi penerimaan negara yang mencapai Rp2.113,3 triliun atau sekitar 73,7% dari outlook APBN. Penerimaan pajak tercatat Rp 1.708,3 triliun atau 71,6% dari outlook APBN, sementara Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp402,4 triliun dan tercatat lebih rendah dibanding PNBP pada periode sebelumnya.
Sampai akhir Oktober 2025 belanja negara telah mencapai sekitar Rp2.593,0 triliun atau 73,5% dari outlook APBN, dengan alokasi untuk menopang daya beli masyarakat, percepatan infrastruktur, dan agenda reformasi struktural.
Pembiayaan anggaran hingga Oktober telah tercatat Rp532,9 triliun atau 80,5% dari outlook APBN, sedangkan posisi keseimbangan primer hingga akhir Oktober berada di level Rp45,0 triliun. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkuat pemantauan dan langkah antisipasi agar APBN tetap efektif sebagai instrumen percepatan pertumbuhan ekonomi.
