Photo of Donald Trump on stage. Photo by History in HD on Unsplash.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, diestimasikan akan menghasilkan pendapatan negara dan kenaikan pajak yang paling tinggi dalam sejarah Amerika Serikat dalam periode 10 tahun ke depan. Hal ini disampaikan oleh Asisten Gedung Putih, Peter Navarro.
Berdasarkan paparan dari Navarro, pendapatan pajak yang akan dihasilkan oleh Trump selama 10 tahun ke depan akan mencapai angka US$6 triliun. Angka ini bahkan digadang-gadang 3 (tiga) kali lipat lebih tinggi dari kenaikan pajak yang dikenakan oleh Amerika Serikat dalam rangka membiayai Perang Dunia II di tahun 1942, bahkan dengan perhitungan inflasi.
Kenaikan tarif pajak yang direncanakan ini nantinya akan dibebankan kepada bisnis-bisnis Amerika, dan bukan atas warga negara Amerika Serikat. Tarif yang akan diberlakukan ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan nasional, jumlah lapangan kerja, hingga pemotongan pajak. Secara pendek, tarif tambahan ini akan ‘membuat Amerika hebat kembali’.
Namun, sejumlah ekonom menyebutkan bahwa tarif pajak ini akan tetap dibebankan kepada pengusaha dan warga Amerika Serikat, yang akan dibalut dalam harga barang impor yang lebih tinggi.
Hal ini sendiri merupakan buah dari rencana Trump untuk memberlakukan kebijakan pengenaan tarif pajak tambahan atas barang impor, terutama untuk barang-barang yang berasal dari Tiongkok, Kanada, dan Meksiko.
