Photo of Venice, Italy. Photo by Thomas Haas on Unsplash.
Venesia sebelumnya memberlakukan uji coba pengenaan pajak turis dalam bentuk pungutan tambahan atas kunjungan harian para turis. Dari hasil uji coba ini, pemerintah Venesia berhasil meraup penerimaan pajak hingga €2,2 juta. Namun, uji coba ini dianggap ‘gagal’ oleh pemerintah Venesia.
Pengenaan pajak turis Venesia merupakan salah satu cara pemerintah kota tersebut untuk meredam jumlah turis yang semakin tumbuh dari hari ke hari pasca pandemi COVID-19. Sayangnya, pajak turis dalam bentuk biaya masuk ini ditentang pengenaannya lantaran dianggap tidak berdampak banyak terhadap jumlah turis.
Venesia mengenakan tarif pajak turis sebesar €5 (5 Euro) bagi turis yang mengunjungi kota tersebut di siang hari atau sebagai daytrippers. Pada 11 hari pertama pajak turis tersebut dikenakan, pemerintah Venesia justru mencatatkan turis yang melonjak 10.000 orang lebih tinggi daripada rata-rata biasanya, dengan jumlah pengunjung sebanyak 75.000 orang.
Pendapatan yang didapatkan dari pengenaan pajak turis akan digunakan oleh pemerintah Venesia untuk biaya operasional sistem, dan juga meningkatkan layanan seperti perawatan, pemeliharaan, pembersihan, serta pengurangan biaya hidup bagi warga asli Venesia.
Pengenaan pajak turis ditentang oleh sejumlah warga Venesia lantaran dianggap tidak membuat kota tersebut lebih layak huni bagi para penduduk asli, dan cenderung meminta adanya kebijakan yang dapat mendorong kembali kelestarian pusat-pusat bersejarah di Venesia. Contohnya dengan pemberlakuan kebijakan pembatasan persewaan akomodasi jangka pendek yang makin lama makin tumbuh di kota tersebut.
Saat ini, pemerintah Venesia mengusulkan keberlanjutan dari pajak turis dengan tarif yang ditingkatkan 2 (dua) kali lipat, sehingga akan berjumlah sebesar €10 (10 Euro). Usulan ini direncanakan akan berjalan pada tahun 2025 dan akan dikenakan pada turis-turis kecuali bagi mereka yang berusia di bawah 14 tahun.